WELCOME...!

WELCOME TO MY EXP BLOG's

Monday, August 24, 2009

Robot, Siap Menjadi Kebutuhan di Masa Depan


IT terdengar seperti ilmu fiksi, namun sebuah konferensi turis, mengungkapkan bahwa di masa depan akan banyak staff bar, restoran, hotel bahkan kapal besar dan pesawat akan terbuat dari robot, bahkan robot sex juga bisa menjadi bagian dari masa depan para traveller. Pengamat turis masa depan, Ian Yeoman, dari Universitas New Zealand, di Wellington, memberikan preview perkiraan bentuk dunia di tahun 2050, yang dibungkus dengan global warming, populasi yang membengkak, masalah suplai makanan, air dan bahan bakar, juga meningkatnya teknologi.

Dr. Yeoman juga menambahkan bahwa masa depan mungkin akan dikontrol oleh komunitas yang kembali ke product artificial turis indoor. Produk artificial intelligence indoor tersebut termasuk pusat ski, sirkus, kebun binatang, golf, dan landscape baru lainnya yang menjadi atraksi baru untuk turis. Sementara untuk cost dasar seperti listrik dan makanan, operator atau pemandu turis dapat mempekerjakan robot sebagai pekerja murah, termasuk robot pelayan bar, robot anjing panjaga camera yang dikontrol remote di lobby hotel.

“Robot akan menjadi penting, karena di masa depan dibituhkan pegawai yang cepat dan murah, yang dapat melakukan aktivitas tertentu di luar manusia. Bahkan, robot sex diperkirakan juga dapat melewati tes HIV.” ungkap Yeoman.

Virus Indonesia Lebih Canggih Daripada Produk Luar


Sebuah pertentangan telah muncul antara vendor antivirus Sophos dan Microsoft berkaitan dengan patch dan sulitnya manajemen dari XP Mode di Windows 7. Teknologi Windows 7 XP mode tersebut digunakan untuk mempermudah jalannya aplikasi yang biasa ada di XP untuk dijalankan secara virtual di Windows 7. Namun, pertentangan muncul dari Richard Jacobs , CTO dari Sophos, yang mengungkapkan bahwa penawaran dari Microsoft tersebut nantinya memang akan kompatibel dengan banyak aplikasi, namun tidak sarat dengan keamanan.

Dengan memberikan kemudahan path migrasi dari XP ke Windows 7, dan melewati Vista, Microsoft telah membuat bencana keamanan yang besar, tambah Jacobs. XP Mode merupakan tool independent dari Windows, yang dapat digunakan untuk share folder lama dan device di komputer dengan instalasi Windows 7. Salah satu hal yang tidak di-share adalah processor dan memory, jadi sekaligus juga tidak men-share setting security, keamanan software, patch dan sebagainya, bahkan tidak ada ‘warisan’ setting keamanan dari system baru yang ditumpanginya.

Ketika user menggunakan XP Mode tersebut, user perlu untuk melakukan patch copy XP ke Windows 7. User perlu mengatur setting secara terpisah, termasuk konfigurasi dua firewall personal dan menginstal dua copy software anti malware. Jacobs menambahkan, masalahnya akan semakin buruk ketika user tidak tahu bagaimana mengatur XP Mode virtual tersebut di desktop dan karena tidak adanya tool yang mengatur proses tersebut dari Microsoft.

Sementara respon berbeda diluncurkan oleh penasehat keamanan Microsoft, Roger Halbheer, yang membeberkan bahwa XP Mode berlaku sebagai mesin temporer yang memperbolehkan konsumen untuk menikmati keuntungan keamanan yang lebih baik dari Windows 7, dan seklaigus menikmati kompatibilitas aplikasi yang ada di XP.

Kelemahan Pertama XP Mode di Windows 7


Sebuah pertentangan telah muncul antara vendor antivirus Sophos dan Microsoft berkaitan dengan patch dan sulitnya manajemen dari XP Mode di Windows 7. Teknologi Windows 7 XP mode tersebut digunakan untuk mempermudah jalannya aplikasi yang biasa ada di XP untuk dijalankan secara virtual di Windows 7. Namun, pertentangan muncul dari Richard Jacobs , CTO dari Sophos, yang mengungkapkan bahwa penawaran dari Microsoft tersebut nantinya memang akan kompatibel dengan banyak aplikasi, namun tidak sarat dengan keamanan.

Dengan memberikan kemudahan path migrasi dari XP ke Windows 7, dan melewati Vista, Microsoft telah membuat bencana keamanan yang besar, tambah Jacobs. XP Mode merupakan tool independent dari Windows, yang dapat digunakan untuk share folder lama dan device di komputer dengan instalasi Windows 7. Salah satu hal yang tidak di-share adalah processor dan memory, jadi sekaligus juga tidak men-share setting security, keamanan software, patch dan sebagainya, bahkan tidak ada ‘warisan’ setting keamanan dari system baru yang ditumpanginya.

Ketika user menggunakan XP Mode tersebut, user perlu untuk melakukan patch copy XP ke Windows 7. User perlu mengatur setting secara terpisah, termasuk konfigurasi dua firewall personal dan menginstal dua copy software anti malware. Jacobs menambahkan, masalahnya akan semakin buruk ketika user tidak tahu bagaimana mengatur XP Mode virtual tersebut di desktop dan karena tidak adanya tool yang mengatur proses tersebut dari Microsoft.

Sementara respon berbeda diluncurkan oleh penasehat keamanan Microsoft, Roger Halbheer, yang membeberkan bahwa XP Mode berlaku sebagai mesin temporer yang memperbolehkan konsumen untuk menikmati keuntungan keamanan yang lebih baik dari Windows 7, dan seklaigus menikmati kompatibilitas aplikasi yang ada di XP.

Search This Blog