WELCOME...!

WELCOME TO MY EXP BLOG's

Sunday, August 9, 2009

DDoS Serang Twitter, Facebook, dan Google Bersamaan


Serangan cyber telah menimpa Twitter, Facebook, dan Google, dengan mengganggu layanan Twitter dan menyebabkan kekacauan di Facebook dan Google. Twitter mengalami down lebih dari satu jam di hari Kamis (06/8) pagi, sebelum perusahaan yang berbasis di California tersebut kembali online. “Serangan DDoS (Distributed Denial of Service) tersebut memang sempat mengganggu layanan kami, walaupun kami sudah me-recover secara lengkap.” ungkap co-founder Twitter, Biz Stone. Bahkan, hingga Kamis sore, walaupun sudah di-recover, serangan masih terjadi dan masih sporadic sehingga beberapa orang tidak bisa posting ataau follow dari Twitter.

Sementara Facebook juga mengalami gangguan yang sama di Kamis pagi. “Tidak ada data pengguna yang terinfeksi dan kami sudah me-restore full akses ke situs Facebook untuk user. Namun, kami juga tetap memantau situasi.” ungkap juru bicara Facebook, Brandee Barker. Sementara itu, serangan yang sama juga menimpa website Google, namun Google berhasil menangkisnya. “System Google mampu mencegah adanya serangan yang berimbas kepada layanan kami. Kemudian kami mengajak perusahaan lain yang terkena DDoS untuk menangani serangan tersebut.” ungkap juru bicara Google, Nate Tyler. Untuk itu, Facebook, Twitter dan Google kemudian bekerja sama untuk menginvestigasi serangan DDoS tersebut.

DDoS sendiri merupakan serangan dari hacker yang menggunakan beberapa computer ‘zombie’ yang terinfeksi dengan virus, yang dikomando untuk mengunjungi sebuah website secara bersamaan. Akibatnya adalah dapat mengganggu server website, memperlambat kinerja layanan atau mematikan website. Serangan DDoS menghampiri Twitter sekitar pukul 6:00 am waktu local dan menyebabkan layanan tersebut down secara temporer. Kemudian akses ke website Twitter menjadi lambat dan memberikan pesan kepada user bahwa koneksi sedang ‘timed out’ karena Twitter terlalu lama merespon.

Robot Morolipi v1.0, Bantu Densus 88 Tangkap Teroris


Setelah melakukan penggerebekan yang sukses sejak, Jumat (07/8) sore kemarin di sebuah rumah yang diduga sebagai markas teroris Nurdin M Top di dusun Beji, Kecamatan Kedu, Temanggung, kinerja Densus 88 AntiTeror, dan Mabes Polri juga didukung oleh sebuah robot pengintai. Penggunaan robot oleh Tim Gegana Polri telah dilakukan sejak lama, walaupun produk tersebut masih merupakan produk asing yang berasal dari Inggris.

Robot pengintai tersebut diberi nama Morolipi v1.0, sebuah mobil robot penjinak bom yang dikembangkan oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) di tahun 2004, kemudian dilanjutkan hingga tahun 2008. Robot Morolipi v1.0 tersebut dirancang dengan panjang 1 meter danlebar 1 meter, tinggi 90 cm dan bobot 80-100 kg. Robot Morolipi v1.0 tersebut digunakan untuk membantu tim penjinak bom, karena mampu berjalan di permukaan yang datar ataupun menaiki tangga dengan kecepatan 3 meter per detik tanpa menggunakan energi karena menggunakan kopling elektrik. Robot pengintai Morolipi v1.0 tersebut memiliki dua ruas lengan dengan panjang 70cm dan dapat bergerak bebas ke lima arah, berputar 360 derajat, juga menekuk, serta terdapat gripper sebagai alat penjepit dan pemotong kabel di bagian ujung lengannya.

Device robot Morolipi v1.0 ini didukung dengan camera, sensor inframerah, pengontrol artikulator dan artikulator yang dapat mengirimkan detail gambar ke komputer, dan Morolipi v1.0 dapat dikendalikan dengan jarak maksimal 6km dengan menggunakan tongkat pengendali atau joystick. Menurut LIPI, Morolipi v1.0 memiliki rangkaian elektronik penggerak mulai kontak dengan roda penggerak, lengan, kopling elektronika mekanisme melewati tangga, serta pengontrol supervisor untuk memudahkan pengoperasian. Morolipi v1.0 juga dapat memotong kabel berukuran 2 mm yang mengalirkan arus listrik itu sebelum sampai ke bahan peledak. Kecepatan robot tersebut untuk menjinakkan bom sangat tergantung kecepatan operator untuk mengendalikannya. Bahan bakar yang digunakan untuk menggerakkan robot berupa aki listrik. Morolipi v1.0 memiliki 4 roda vespa delapan inci, plus sabuk roda untuk membantu menaiki tangga tanpa terpeleset. Menurut pihak LIPI, robot pengintai Morolipi v1.0 tersebut memiliki harga lebih murah 50 persen dibanding robot penjinak bom import yang mencapai harga Rp1 miliar per unitnya.

Setelah Morolipi v1.0, kini LIPI juga sedang mengembangkan versi kedua dari Morolipi, yang akan dimunculkan pada acara HUT LIPI 23 Agustus mendatang. Untuk versi kedua, menurut LIPI akan ditingkatkan kemampuannya untuk membawa senjata api untuk menembak sasaran, sistem pendeteksi bahan peledak, membantu pasukan anti huru-hara untuk mengatasi kerusuhan, dan bahkan melengkapi robot dengan kemampuan membersihkan tangki bahan bakar minyak di pelabuhan.

Search This Blog